Metro Merauke – Merasa khawatir dengan kemajuan pendidikan di kampung-kampung, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Papua meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuat klasifikasi pola pembelajaran untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah zona hijau Covid-19.
Menurut Wakil Ketua II DPRD Merauke, Dominikus Ulukyanan, Dinas Pendidikan tidak dapat menyamaratakan proses pendidikan di tengah pandemi saat ini dengan pemberlakuan sekolah daring untuk di kampung yang notabene masuk zona hijau. Sebab, diketahui sejumlah wilayah di kampung-kampung dimaksud masih minim jaringan telekomunikasi.
“Masalah pelarangan belajar tatap muka di tengah pandemi, kami rasa Dinas Pendidikam perlu membuat klasifikasi untuk daerah-daerah zona hijau, baiknya ada pola lain, agar proses belajar di kampung-kampung tidak semakin terpuruk,” ujarnya kepada Metro Merauke, Kamis (18/2).
Adanya klasifikasi sekolah yang masuk kategori zona hijau di Merauke, lanjutnya, penting dilakukan. Proses belajar dapat diatur, kata Dominikus, salah satunya dengan belajar sistem bergantian atau shif. “Itu jauh lebih baik. Karena kalau belajar daring atau online di kampung, dengan sendirinya tidak bisa dilakukan,” timpalnya.
Terkait permasalahan tersebut, Komisi B DPRD Merauke telah turun dan mendapatkan masukan langsung para guru di Distrik Okaba.
“Apa yang menjadi harapan orang tua maupun guru-guru di Okaba akan segera kita bawa ke dinas terkait untuk dibicarakan bersama. Harapannya segera ada tanggapan,” jelasnya.
Dari kunjungan Komisi B waktu lalu diketahui, meski tak ada pembelajaran tatap muka, tenaga didik di SMP Okaba tetap berada di tempat tugas. “Ini perlu diapresiasi. Kepala sekolah dan semua guru di SMP Okaba ada di tempat tugas. Juga 200an siswanya tidak pulang ke kampung. Tapi lain halnya untuk SD di Okaba hampir tidak berjalan, guru-guru tidak di tempat,” pungkasnya.
Sementara itu, data dari Satuan Tugas (Satgas) Covid 19 di Merauke mencatat, hingga Kamis (18/2) kumulatif jumlah yang terkonfirmasi positif Covid- 19 di Merauke mecapai 639 kasus. Dari jumlah tersebut diketahui dari Distrik Merauke, Semangga, Tanah Miring, Sota, Jagebob dan Distrik Malind. (Nuryani)