Mengakhiri Konflik Bersenjata di Tanah Papua Perlu Solusi Lain Selain Pendekatan Keamanan

Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR Papua, Laurenzus Kadepa

Metro Merauke – Konflik bersenjata di Tanah Papua, antara aparat keamanan dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM) yang tak kunjung berakhir, membuat legislator Papua, Laurensius Kadepa prihatin. 

Anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum, Hak asasi manusia, dan keamanan DPR Papua itu pun berpendapat para pihak perlu memikirkan solusi lain mengakhiri konflik bersenjata di Tanah Papua, selain pendekatan keamanan.

Bacaan Lainnya

Laurenzus Kadepa mengatakan, salah satu daerah di Tanah Papua yang selama ini menjadi wilayah konflik bersenjata adalah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

Di sana, tidak sedikit warga sipil, aparat keamanan dan Tentara Pembebasan Nasional (TPNPB) yang menjadi korban konflik.

Katanya, situasi itu tidak boleh dibiarkan. Para pihak terkait, termasuk pemerintah mesti mencari solusi lain menyudahi konflik, selain pendekatan keamanan seperti yang selama ini dilakukan. 

“Saya berpandangan, penyelesaian konflik bersenjata di Tanah Papua hanya dapat diselesaikan tidak dengan kebijakan keamanan seperti saat ini. Mengakhiri konflik bersenjata, [perlu diupayakan] melalui percakapan dengan penuh kerendahan hati, bernuansa damai. Ini amat mendesak dan sangat dibutuhkan saat ini,” kata Laurensius Kadepa, Senin (22/1/2024).

Laurenzus Kadepa yang merupakan legislator Papua dari daerah pemilihan Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Paniai, Nabire, dan Mimika yang kini masuk wilayah Papua Tengah itu menyatakan sangat prihatin dan menyesalkan masih terjadinya konflik bersenjata, yang mengorbankan warga sipil di Intan Jaya, dan daerah konflik lainya di Tanah Papua.

“Utamanya konflik yang terjadi di wilayah kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah hingga awal 2024 ini. Khusus peristiwa penyerangan kelompok bersenjata pada siang hari di kampung Mamba, Distrik Sugapa. Peristiwa yang terjadi Sabtu, 20 Januari 2024 sekitar siang hari itu berupa pembakaran beberapa rumah di kampung Mamba dan penyerangan Pos TNI, sesungguhnya turut sangat disesalkan dan harus diakhiri,” ujarnya.

Katanya, informasi yang ia dapat ada seorang ibu bernama Apriana Sani di Kampung Jogasiga, Kabupaten Intan Jaya, mengalami luka tembak serius, di lengan bawah sebelah kiri. Ia pun sangat menyesalkan insiden tersebut yang dianggap tak berperikemanusiaan.

Kadepa pun menyarankan semua pihak yang terlibat konflik bersenjata di Tanah Papua, baik TNI, Polri maupun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang seringkali dilabeli kata separatis, agar segera menyudahi pertempuran bersenjata dan atau konflik kekerasan bersenjata di Tanah Papua.

“Konflik bersenjata itu harus ditiadakan demi kemanusiaan dan demi terlindunginya hak asasi manusia (HAM) warga Negara Indonesia, termasuk siapa pun yang berada di atas Tanah Papua, secara khusus di Intan Jaya,” kata Laurenzus Kadepa. (Arjuna)

Untuk Pembaca Metro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *