Metro Merauke – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Kelurga Berencana Provinsi Papua Selatan bakal mengusulkan peningkatan status Puskesmas Senggo, Kabupaten Mappi, menjadi Rumah Sakit Tipe D Pratama.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan, dr. Herlina Benedicta Rahangiar MARS, hal ini perlu didorong demi memaksimalkan layanan kesehatan masyarakat yang lebih cepat dan terjangkau.
Dijelaskan, usulan peningkatan Puskesmas menjadi RS Tipe D Pratama di Senggo, bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih lengkap bagi masyarakat serta lebih komprehensif di tingkat distrik.
Lebih lanjut Kadis Kesehatan mengatakan, dari hasil kunjungan kerjanya ke lapangan baru-baru ini, diketahui, warga dari Kabupaten Asmat maupun Boven Digoel memilih berobat di Puskesmas Senggo, sebab letaknya tepat di perbatasan antara dua kabupaten tetangga.
“Dalam sehari saja rata-rata dapat melayani 200 an pasien rawat jalan, ada juga rawat inap dengan menyediakan 20 bed hingga layanan UGD. Di Puskesmas Senggo hanya ada 1 dokter. Memang untuk layanan di dalam Puskesmas dirasa sudah mencukupi, namun, untuk pelayanan kesehatan seperti Posyandu, petugas akan kewalahan,” bebernya Herlina kepada wartawan, Jumat (07/08/2025).
“Tentu kondisi ini sangat memperihatinkan, idealnya dengan adanya rawat inap ada 3 dokter, terlebih pelayanan di Puskesmas Senggo cukup luas. Hal ini menjadi alasan perlunya peningkatan status Puskesmas Senggo menjadi RS Tipe D Pratama,” tuturnya.
Herlina menyebut, warga sangat membutuhkan fasilitas kesehatan itu, terutama bagi yang tinggal di kampung-kampung. Sehingga peningkatan status Puskesmas Senggo sebagai program prioritas guna memperbaiki akses layanan kesehatan di wilayah tersebut.
“Ditingkatkan status dari Puskesmas menjadi RS Tipe D Pratama, tentu perlu penambahan dokter dan fasilitasnya. Diharapkan nantinya sebagai rumah sakit satelit untuk memutuskan mata rantai sekaligus memaksimalkan pelayanan kesehatan,” tuturnya.
Diungkapkan, untuk menuju peningkatan status menjadi RS Tipe D Pratama, berbagai persiapan perlu dilakukan dan direncanakan dengan baik.
“Kita harapkan dapat realisasi 2027-2028, dan pastinya usulan ini dapat suport juga dari Kemenkes,” tandasnya. (Nuryani)