Antraks Merebak di Merauke, Warga Diimbau tidak Sembelih Babi Sakit

Suasana pertemuan di aula rapat Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke

Metro Merauke – Warga diimbau tidak menyembelih atau memotong hewan ternak babi yang mati maupun sakit setelah muncul wabah Antraks di Merauke, Papua Selatan.

18 ekor babi di Merauke mati dalam beberapa waktu terakhir. Dari hasil uji sampel organ yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan, hasilnya positif penyakit Antraks.

Bacaan Lainnya

Sampel itu akan di uji lagi di Wates sebagai pengujian lanjutan.

Hal tersebut diungkapkan Penjabat Otoritas Veteriner Provinsi Papua Selatan, drh. Rafael H didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Martha Bayu Wijaya kepada wartawan, Rabu (24/04/2024).

“Peternak kita imbau agar tidak menjual, memotong ternak babi yang sakit terutama di daerah wabah, sementara ditemukan di kawasan TPU Tanah Miring, akan kita petakan merah, kuning, dan hijau,” kata Rafael.

Dijelaskan, penyakit Antraks disebabkan bakteri dan dapat menular dari hewan ke manusia.

“Jangan memotong babi disembarang tempat, karena ada kemungkinan babi yang sudah positif Antraks akan cepat menularkan disebabkan spora bakteri dan bisa menimbulkan penularan dari hewan ke manusia,” ujar Rafael.

Namun, sambungnya, kalau terdeteksi lebih awal, dapat diobati dengan antibiotik.

Ia menilai, pihaknya perlu mengedukasi petenak agar tidak menjual ternaknya yang sakit, sehingga proses pengobatan bisa maksimal dan tidak menimbulkan penyebaran penyakit Antraks semakin meluas dari satu tempat ke tempat lainnya.

“Selain itu, bila ada kematian babi jangan dikonsumsi, sesuai SOP bangkainya harus dikubur dengan kedalaman 2 meter,” jelasnya.

Rafael mengatakan, dengan ditemukannya Antraks di Merauke, Tim bersama akan dibentuk untuk melakukan upaya penanganan dan pemetaan atau zonasi wilayah.

“Upaya yang dilakukan dengan pemberian obat-obatan pada ternak yang sakit. Untuk babi yang positif antraks akan dilakukan isolasi atau ditutup guna pengobatan hingga melakukan vaksinasi ternak babi di daerah zona hijau,” tukasnya. (Nuryani)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *