BMKG Stasiun Klimatologi Kelas IV Papua Selatan Prediksi Awal Musim Kemarau 2025

Ilustrasi

Metro Merauke – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas IV Papua Selatan memprediksi wilayah Papua Selatan akan memasuki kemarau pada Bulan Mei tahun ini.

Kepala Stasiun BMKG Klimatologi Kelas IV Papua Selatan, Marsildus Eustakius Keytimu pada rilis tertulisnya menjelaskan, prediksi musim kemarau terjadi pada Mei dasarian II untuk Kabupaten Merauke mencakup Distrik Merauke, Semangga, Sota, dan Naukenjerai.

Bacaan Lainnya

Dan Mei dasarian III di Merauke untuk wilayah Distrik Tabonji,
Kimaam, Okaba, Kurik, Malind, Jagebob dan Tanah Miring, Waan, Tubang, Ilwayab, Ngguti, Kaptel, Muting, Elikobel. Dan Kabupaten Mappi di Syahcame, Bamgi, Edera, Nambioman Bapai, dan Yakomi

Dikatakan, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim Kemarau 2025 diprediksi maju 1 bulan untuk 4 ZOM, yaitu Papsel 9 mencakup wilayah Kabupaten Boven Digoel (Subur), Merauke (Ulilin), Mappi (Obaa, Passue, Minyanmur, Venaha).

Papsel 10, 12, 13 yaitu wilayah Kabupaten Merauke (Tabonji, Kimaam, Okaba, Kurik, Malind, Jagebob,Tanah Miring, Ilwayab, Ngguti, Kaptel, Muting, Elikobel) dan Kabupaten Mappi (Syahcame, Bamgi, Edera, Nambioman Bapai, Yakomi).

Maju lebih dari 1 bulan untuk 3 ZOM Papsel 2 yaitu, (Kapiraya, Bowobado, Mapia, Mapia Tengah, Dogiyai, Mapia Barat, Dogiyai, Kamu Utara, Kamu, Kamu Selatan), Papsel 3 yaitu (Kamu Timur, Mimika Barat Tengah), dan Papsel 11 mencakup wilayah (Waan, Tubang).

Dijelaskan, untuk sifat hujan selama musim kemarau 2025, wilayah yang diprediksi mengalami
sifat musim kemarau di bawah normal ada 5 ZOM sebagian
besar Kabupaten Boven Digoel, Mappi, dan Merauke. Sedangkan sifat hujan Normal berada di 6 ZOM.

Marsildus juga menerangkan untuk puncak musim kemarau di wilayah Papua Selatan pada bulan Juli 2025, dengan rincian wilayah
antara lain sebagian besar Kabupaten Asmat, Mappi, Boven Digoel, dan sebagian
kecil Kabupaten Merauke di Distrik Tubang dan Waan.

Melihat hal tersebut, Stasiun BMKG Klimatologi Kelas IV Papua Selatan merekomendasikan untuk sektor pangan untuk dapat melakukan penyesuaian jadwal tanam
di wilayah yang diprediksi mengalami awal musim kemarau Bulan Mei 2025, serta
memilih varietas tahan kekeringan dan dapat mengoptimalisasi pengelolaan air pada
wilayah yang diprediksi mangalami musim kemarau dibawah normal (lebih kering).

Sedangkan disektor kebencanaan, pihaknya mengimbau Pemerintah Daerah untuk pengambil
keputusan dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan
dampak puncak musim kemarau.

“Musim kemarau bukan berarti tidak terjadi hujan sama sekali.
Oleh karena itu, perlu diwaspadai peluang terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat,
angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” kata Marsildus.

Tak kalah penting, imbuhnya, selama periode musim kemarau perlu diperhatikan ketersediaan sumber air bersih terutama di wilayah yang diprediksi mengalami sifat hujan dibawah normal dan juga potensi penyakit yang dapat timbul saat musim kemarau seperti diare, muntaber, ISPA dan penyakit lainnya. (Nuryani)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *