Metro Merauke – Penjagal dan penjual daging sapi di Merauke, Papua Selatan menolak adanya kenaikan retribusi pemotongan hewan ternak di Rumah potong hewan (RPH) yang mulai diberlakukan 1 Januari 2024.
Dikatakan Sekertaris asosiasi jagal sapi Merauke, Ansar di dampingi Ketua Alang Nurdin, penjagal merasa keberatan dengan adanya kenaikan retribusi dari Rp100 ribu naik menjadi Rp200.000 tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu.
“Kenaikan 100 persen. Namun, tidak ada pemberitahuan atau kita duduk bersama dulu untuk membahas kenaikan retribusi. Tau-tau sudah dinaikan,” ujar Ansar kepada wartawan, Rabu (03/01/2024).
Sebagai bentuk protes, para penjagal mengancam melakukan aksi mogok memotong sapi di RPH. “Kita akan berhenti potong sapi di RPH sampai dinas terkait memfasilitasi untuk kita pertemuan dan membahas ini,” katanya.
Diungkapkan Ansar, kenaikan retribusi dinilai memberatkan penjagal. Sedangkan, sambungnya, kenaikan tidak diimbangi dengan perbaikan dan peningkatan fasilitas di RPH Merauke.
“Fasilitas di RPH sangat kurang, terutama air maupun pagar-pagar untuk mengamankan sapi, lalu kenapa dinaikan retribusinya sedangkan pelayanan tidak sepadan dan perlu diperbaiki,” tandasnya. (Nuryani)