Kopi Grime Diperkenalkan Dalam Festival Baku Timba di Kabupaten Jayapura

Stand Kopi Grime di Festival 'Baku Timba' di halaman Kantor Bupati Jayapura, Papua

Metro – Kopi Grime, dari Gwimenawa di Kabupaten Jayapura, Papua turut ambil bagian dalam Festival Baku Timba. 

Iven ini digelar Pemkab Jayapura di halaman Kantor Bupati Jayapura, di Gunung Merah, Distrik Sentani, sejak 25 Agustus 2023 hingga 3 September 2023 mendatang. 

Bacaan Lainnya

Anggota Komisi I DPR Papua, Yonas Alfon Soma Nusi mengapresiasi kegiatan yang dinilai sebagai salah satu upaya membangkitkan ekonomi rakyat, dengan dikemas secara kreatif. 

“Selama iven ini, kan ada berbagai produk masyarakat yang dipasarkan. Misalnya kopi Grime yang diperkenalkan di Festival Baku Timba ini,” kata Yonas Nusi, Senin (28/08/2023) malam. 

Menurutnya, selama ini mungkin banyak yang belum tahu kalau dari Lembah Grime di Kabupaten, ada kopi yang kualitasnya tidak kalah dari kopi dari daerah lain di Tanah Papua. 

“Melalui iven-iven seperti inilah kopi Grime diperkenalkan ke publik. Kopi Grime ini bukan baru, namun sudah ada sejak zaman Belanda. Hanya saja selama ini belum banyak diketahui orang,” ucapnya. 

Juru Bicara Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua itu mengatakan, selama ini pihaknya pun terlibat melakukan pendampingan terhadap masyarakat Grime dalam mengelola kopi di sana. 

“Selama ini kami dari Poksus DPR Papua terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani kopi Grime. Saya selama ini terlibat mendampingi mereka,” ujarnya. 

Yonas Alfon Soma Nusi merupakan anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan, dari daerah pengangkatan wilayah adat Saireri. 

Di DPR Papua, ia merupakan anggota Komisi I yang membidangi pemerintahan, politik, hukum, HAM dan keamanan. 

Meski begitu, selama ini Yonas Nusi terlibat aktif mendorong bangkitnya ekonomi kerakyatan, dan mendampingi kelompok ekonomi kerakyatan di berbagai daerah di Papua. 

Sebab, bagi Yonas Nusi, implementasi Otonomi Khusus (Otsus) yang sesungguhnya mesti menyentuh masyarakat akar rumput. Termasuk bagaimana terus mendorong bangkitnya ekonomi kerakyatan, agar masyarakat tingkat bawah bisa merasakan dampak dari Otsus Papua. 

“Kalau masyarakat tingkat bawah sudah bisa mendapat hasil dari apa yang mereka upayakan. Dari hasil pertanian, perkebunan, hasil laut dan hasil hutannya, itulah implementasi Otsus yang sesungguhnya,” katanya. 

Yonas Nusi menambahkan, Otsus mesti dijabarkan secara luas. Tidak hanya mengenai layanan pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. Juga dalam bidang ekonomi rakyat. 

Apabila masyarakat akar rumput di Papua sudah bisa merasakan manfaat dari kekayaan alamnya, secara perlahan keberhasilan berbagai sektor lain akan mengikuti. (Arjuna)

Untuk Pembaca Metro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *