Metro Merauke – Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Selatan, mengungkap penyebab melambungnya harga cabai rawit menjadi Rp400.000 per kilogram selama Idul Fitri 2025, yakni berkurangnya petani yang melakukan panen cabai menjelang Lebaran.
Harga cabai sejak H-7 lebaran perlahan mulai merangkak naik, berkiras Rp 90.000/kg. Tak berselang lama, memasuki hari Lebaran maupun pasca hari raya, harga cabai di pasar tradisional Merauke, terus meroket hingga menembus Rp400.000/kg.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Selatan, Paino menyebut, untuk stok cabai lokal ternyata dalam kondisi aman.
Hanya saja, katanya, menjelang hari raya, sebagian petani cabai di Merauke tidak melakukan panen.
Menurutnya, kondisi ini membuat stok cabai di pasaran menipis, sedangkan permintaan konsumen cenderung meningkat.
“H-3 sampai H+ 3 Lebaran harga cabai memang melonjak. Rupanya, karena sebagaian besar petani cabai di lokasi memang tidak melakukan panen karena sibuk persiapan Lebaran. Ini yang membuat stok cabai di pasaran sedikit sedangkan permintaan tinggi,” terangnya.
Ditambahkan, tak berbeda jauh dengan komoditi cabai, harga daun seledri pun sempat ikut melambung, mencapai Rp400 ribu/kg.
“Kalau daun seledri lebih disebabkan karena tanaman petani ada yang diserang hama kupu-kupu putih. Tapi saat ini harganya (seledri) sudah mulai turun Rp50.000,” jelasnya.
Pihaknya memastikan dalam beberapa waktu ke depan harga cabai, daun seledri maupun kebutuhan bahan pokok lainnya akan kembali stabil dan normal. (Nuryani)