Metro Merauke – Hasil olahan tepung sagu orang asli Papua (OAP) di Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke telah dalam bentuk kemasan plastik. Dimana satu kantong plastik dengan ukuran 1 kilogram dijual Rp 20.000.
Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Dwitrap Kampung Tambat, Yakobus Yamtob saat ditemui Metro Merauke,kemarin. Menurutnya, sejak awal Oktober lalu, pihaknya memesan kemasan kantong plastic dari Surabaya, Jawa Timur sebanyak 10.000 dengan logo tulisan Kelompok Dwitrap.
Dari 10.000 kantong plastik itu, lanjut dia, sebagian besar telah diisi tepung sagu dan dihantar ke sejumlah toko maupun supermarket di kota untuk dijual. Juga menyiapkan di tempat pabrik, lantaran banyak orang sering datang membeli.
“Memang belum semua kemasan plastik yang dipesan diisi tepung sagu, karena harus melihat terlebih dahulu prospek pemasaran. Saya belum melakukan pengecekan berapa banyak telah terjual,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, penjualan masih terbatas di wilayah kota. “Ada rencana pengiriman keluar Merauke, hanya saja masih dengan situasi pandemic covid-19,” katanya.
Dikatakan, produksi juga dikurangi dan hanya dilaksanakan seminggu dua kali, mengingat situasi belum normal kembali akibat pandemic covid-19. “Dulunya setiap hari kami produksi, tetapi sekarang dikurangi lagi,” ujarnya.
Ditambahkan, meski kondisi seperti demikian, namun masih banyak warga datang di Tambat membeli tepung sagu. Apalagi sudah dalam kemasan plastik, sehingga tidak terlalu sulit. (LKF)