Metro Merauke – Mama Victoria Iniwayob, salah seorang karyawan di PT BIA Distrik Ulilin mengaku banyak orang asli Papua (OAP) bekerja di perusahan tersebut, namun hanya dipekerjakan sebagai buruh di dalam area kelapa sawit.
Sementara di kantor perusahan, lebih banyak didominasi oleh orang dari luar. Jumlah OAP di kantor dapat dihitung dengan jari. Cara seperti begini sangat tidak adil diterapkan.
Hal itu disampaikan Victoria kepada Metro Merauke Jumat (6/11) malam. “Ya, pasti OAP hanya di tempatkan menjadi buruh di area perusahan seperti memungkut kelapa sawit dan lain-lain. Sedangkan di kantor perusahan sama sekali tidak,” ungkapnya.
Dia mengaku, perhatian perusahan terhadap OAP untuk diakomodir di perusahan sangat minim. Tetapi kalau dari luar Papua begitu cepat diperhatikan. “Banyak wajah baru muncul dan bekerja di kantor, ini yang menjadi ketidakpuasan kami orang asli,” tegasnya.
Ditambahkan, beberapa waktu lalu suaminya melamar sambil menyertakan ijazah maupun surat dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Merauke, namun ditolak perusahan dengan alasan usia.
Humas PT BIA, Ervan melalui ponselnya mengatakan, permintaan OAP bekerja di kantor bisa saja diakomodir. Karena perusahan sudah memberangkatkan pemilik marga melakuan studi banding pengelolaan managemen. Bahkan sekarang jabatan ketua koperasi ‘dinahkodai’ salah seorang pemilik marga.
“Kami juga terus memberikan pelatihan peningkatan dan skil bagi orang Papua. Itu sudah dilakukan dan dalam beberapa hari kedepan, pelatihan dilaksanakan lagi kerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Merauke serta marinir guna pembentukan mental mereka lebih kuat di lapangan,” katanya. (LKF)