Kementerian ESDM dan SKK Migas Cek Proyek Gas Nasional Bintuni

Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto melakukan kunjungan lapangan guna mengecek keberlangsungan dan kepastian penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) hulu migas tangguh train tiga di kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat. (Antara/ HO- Humas SKK Migas Perwakilan Papua dan Maluku)

Metro Merauke – Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji bersama Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto melakukan pengecekan terhadap keberlangsungan dan kepastian penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) hulu migas tangguh train tiga di Kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat.

“Kunjungan lapangan juga dihadiri staf ahli Menteri ESDM, Nanang Untung dan Triharyo Soesilo serta Direktur Pembinaan Usaha Hulu, Ditjen Migas, Mustafid Gunawan,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam rilis Departemen Humas SKK Migas Papua dan Maluku yang diterima di Sorong, Kamis.

Bacaan Lainnya

Dwi Soetjpto mengatakan kunjungan lapangan Kementerian ESDM dan SKK Migas tersebut, memiliki arti penting terhadap kepastian penyelesaian proyek strategis nasional gas bumi di Kabupaten Bintuni untuk meningkatkan kapasitas produksi guna mendukung perekonomian nasional.

Produksi gas tersebut untuk memenuhi kebutuhan domestik yang dialokasikan mencapai 75 persen serta upaya untuk mendorong segera terwujudnya penerimaan negara dari penjualan gas tangguh train tiga Bintuni.

Tangguh train tiga dengan kapasitas 3,8 metrik ton per tahun dikembangkan berdasarkan persetujuan POD II dengan nilai investasi mencapai 11 miliar dolar AS atau setara dengan Rp159 triliun.

Pengembangan dimulai tahun 2016 dan mengalami banyak tantangan, utamanya pandemi COVID-19. Sehingga, menyebabkan dua kali outbreak yang menyebabkan proyek menjadi terhenti untuk dilakukan langkah-langkah sesuai protokol penangan pandemi COVID-19.

Seiring dengan mulai mereda dan tertanganinya COVID-19, saat ini sudah mencapai puncak lagi dengan total pekerja mencapai 12.900 dan diharapkan komplesi dapat selesai pada akhir tahun dan gas dapat dialirkan pada awal tahun depan.

Lebih lanjut, Dwi menyampaikan dampak ganda kemanfaatan proyek tangguh train tiga, yaitu dapat menciptakan lapangan kerja yang mayoritas berasal dari masyarakat lokal.

Pada saat beroperasi nanti ditargetkan lebih dari 85 persen operator berasal dari masyarakat lokal. Proyek tangguh train tiga dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat lokal secara berkelanjutan, sehingga dapat menciptakan perputaran perekonomian di Teluk Bintuni Papua Barat.

Dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia masyarakat lokal, BP telah memiliki program technician apprentice. Tidak hanya untuk menyiapkan masyarakat lokal untuk bekerja pada aset BP di Indonesia, saat ini kompetensi teknisi lulusan program technician apprentice BP sudah diakui secara global dengan sudah bekerjanya beberapa teknisi pada aset global BP di Mauritania dan Senegal.

“Tangguh train tiga dalam jangka panjang akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya mencapai target 2030, terutama untuk pencapaian target produksi gas yang mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan produksi gas nasional saat ini, yakni sekitar 5.900 milion standard cubic feet per day (MMSCFD),” katanya. (Antara)

Untuk Pembaca Metro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *