Metro Merauke – Calon Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT melakukan kampanye di sejumlah titik di wilayah Kurik dan sekitarnya. Kampanye dihadiri puluhan masyarakat.
Banyak hal diutarakan petani, terutama keluhan petani soal serapan beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Merauke yang tersendat-sendat. Sehingga gabah-pun menumpuk di rumah-rumah dan tak kunjung digiling.
Menyikapi keluhan itu, Romanus Mbaraka menegaskan, untuk memperbaiki agar beras petani dapat diserap, sebaiknya panggil kembali ‘dokternya’. “Siapa ‘dokternya?’ serempak petani menyebut Bapak Romanus Mbaraka.”
Romanus mengatakan, yakin atau tidak yakin begitu ia turun dari jabatan sebagai Bupati Merauke periode 2011-2016 silam, hidup petani menjadi susah. “Pupuk hilang dan tak lancar, beras susah dijual, jalan rusak, peredaran uang tak lancar dan lain-lain,” ungkapnya saat kampanye di Kampung Padang Raharja Selasa (27/10).
Dikatakan, saat masih menjabat, dirinya yang memperbaiki harga beras dari Rp 5.300 menjadi Rp 8.000 sampai Rp 12.000/kg. lalu mencari pasaran beras di Gubernur Papua dan Papua Barat serta beberapa bupati. Hasilnya 22.000 ton beras siap diambil. Sehingga Bulog diperintahkan menyiapkan gudang untuk dilakukan pembelian.
“Apa yang saya lakukan, sangat positif. Dimana petani tak lagi berteriak karena beras tak laku. Begitu saya turun dari jabatan, kontrak kerjasama dengan dua gubernur dan para bupati putus, sehingga jadinya seperti begini,” ujarnya.
“Jadi kalau masyarakat menginginkan beras diserap baik di waktu mendatang, jangan lupa tanggal 9 Desember, coblos pasangan Romanus Mbaraka-H. Riduwan nomor urut 3 (tiga),” pintanya.
“Kenapa saya minta warga coblos nomor tiga, karena saya pernah urus beras dan pupuk untuk petani, sehingga apa yang saya sampaikan, pasti dilaksanakan ketika memimpin lima tahun kedepan,” katanya. Dikatakan lagi, kalau ada calon bupati lain datang bicara, mereka belum berbuat sama sekali untuk petani. Olehnya pilih pemimpin yang sudah pernah berbuat dan atau memberikan perhatian. (LKF)