Metro Merauke – Calon Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT membuka rahasia dihadapan petani saat melakukan kampanye di sejumlah titik di Distrik Kurik, sehubungan dengan bagaimana mengurus pupuk ketika masih menjabat sebagai bupati lima tahun silam.
“Kenapa dulu pupuk lancar, karena saya menantang aturan pemerintah pusat (Kementerian Pertanian RI). Namun petani tidak mengetahui bagaimana saya membela kalian semua,” ungkap RomanusSelasa (27/10).
Dikatakan, untuk mengajukan kuota pupuk ke pusat, harus berdasarkan luas lahan bukan didasari jatah satu kepala keluarga dua hektar. Itu lantaran kepemilikan lahan milik masyarakat berbeda-beda. Ada yang satu hektar, lima hingga sepuluh hektar.
“Jadi kalau kita hitung berdasarkan satu KK dua hektar, maka sudah pasti petani akan kesulitan mendapatkan pupuk,” ungkapnya.
Dijelaskan, acuan agar petani tak berteriak kesulitan pupuk adalah dengan menandatangani luas lahan untuk musim tanam pertama (rendengan). Biasanya sekitar 37.000 hektar.
“Saya ajukan sesuai luasan lahan dimaksud. Ternyata petani hanya menanam antara 23.000 hektar sampai 25.000 hektar. Nah, sisanya itu dibagikan secara gratis 3,5 kintal bagi setiap orang. Memang bupatinya harus coboy sedikit seperti saya,” ujarnya. Ditambahkan, dirinya tak memberikan jatah pupuk untuk masing-masing kepala keluarga. Karena Merauke telah ditetapkan sebagai lumbung pangan. Sehingga jatah pupuk sesuai luasan tanam. (LKF)