Metro Merauke – Calon Bupati Merauke terpilih, Drs. Romanus Mbaraka, MT angkat bicara setelah segelintir orang mempersoalkan ijazah sarjana yang diperolehnya di bangku perguruan tinggi (PT).
“Kalau orang itu bicara tentang ijazah saya, lucu sekali. Jangan sampai dia sedang mengalami gangguan jiwa (gila),” tegas Romanus Mbaraka kepada Metro Merauke, semalam.
Dikatakan, saat melengkapi persyaratan maju mencalonkan diri diterima oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Merauke. Bahkan mereka melakukan pengecekan langsung di perguruan tinggi asal saat kuliah hingga memperoleh gelar sarjan dan tidak ada persoalan sama sekali.
“Kalau ada pihak merasa tidak terima, silahkan berhubungan dengan yayasan, Dikti maupun Departemen Pendidikan,” saran Romanus.
Ditegaskan, bicara ijazah bukan soal jujur atau tidak. Tetapi siapapun yang kuliah di suatu perguruan tinggi, pasti mendapatkannya sekaligus menyandang gelar. Bahkan yang berkoar-koar itu pun kuliah dan memperoleh ijazah serupa.
“Kita kan mahasiswa dan begitu selesai kuliah, pasti mendapatkan ijazah dan gelar dari perguruan tinggi (PT). Jadi bukan semau perut menggunakan atau memakai gelar kesarjanaan,” tegasnya.
Romanus mengaku, tempat kuliahnya adalah yayasan milik Kodam XIII dengan ketuanya adalah Kolonel (Purn) Fredik Hendrik. Lalu sampai selesai kuliah, gelar itu terus digunakan ketika mengiktui testing CPNS, hingga menjadi pegawai, Kepala Bappeda, Kepala Dispenda, Bupati Merauke, bahkan mengikuti pendidikan Lemhanas dan tak ada masalah.
“Ada beberapa teman kuliah saya di perguruan tinggi tersebut. Termasuk juga Pak Jhon Wob, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) sekarang yang saat itu adalah kakak tingkat. Beliau menggunakan gelar Drs sampai sekarang,” ujarnya. (LKF)