Metro Merauke – Memasuki Ramadan dan hari besar keagamaan menjadi salah satu momen yang patut diwaspadai. Terutama, dalam hal ketersediaan stok dan harga bahan kebutuhan pokok.
Di momen tersebut dipastikan angka permintaan barang akan cukup tinggi. Hal itu berpotensi memicu kelangkaan hingga meningkatnya harga barang.
Kepala Inspektorat Provinsi Papua Selatan, Sucahyo Agung mengungkapkan, dari pantauan di lapangan, belakangan telah terjadi pergerakan harga sayuran yang cenderung meningkat.
Namun, kata Sucahyo Agung, itu semua masih terkendali dan meminta masyarakat tidak panik atau khawatir berlebihan menyikapi kondisi pasar saat ini.
Sucahyo menjelaskan, Inflasi di Papua Selatan menunjukkan stabilitas yang baik. Terakhir, sambungnya, pada Februari, inflasi di daerah pada posisi sangat rendah, 0,54 persen.
“Ini jauh dari rata-rata nasional,” katanya kepada wartawan, Rabu (04/03/2025).
Menurutnya, kenaikan harga untuk komoditi sayuran, karena banyak genangan di musim hujan dan mengakibatkan kebun sayur tidak bisa ditanami.
Rupanya, tak hanya harga sayuran yang bergejolak, untuk kebutuhan telur ayam pun cenderung meningkat.
Sebagai langkah antisipasinya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau pergerakan harga di tingkat pasar. Jika kondisi semakin parah, akan dipikirkan untuk mendatangkan barang dari wilayah lain. “Namun, hingga saat ini harga barang di lapangan masih normal,” ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya operasi pasar di Kantor Pos dari Badan Pangan dimanfaatkan masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok dengan harga yang disubsidi. Hal tersebut, kata Sucahyo Agung, membawa dampak menekan inflasi.
Sucahyo Agung menambahkan, dengan mulai melakukan langkah-langkah strategis, pemerintah mengharapkan kondisi inflasi di daerah akan tetap stabil, minimal lebih rendah dibandingkan tahun-tahun yang lalu. (Nuryani)