Teriakan Menangkan Romanus-Riduwan Menggema di Kampung-kampung

Cabup Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT saat diterima secara adat oleh Suku Kanum | LKF

Metro Merauke – Sebanyak 18 kampung di empat distrik yakni Kaptel, Okaba, Ngguti dan Tubang, didatangi Calon Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT untuk melakukan kampanye terbatas.

Belasan kampung tersebut termasuk ekstrim untuk dijangkau-dilihat dari topografi wilayahnya. Lalu transportasi yang digunakan-pun dengan kendaraan roda dua maupun speedboat. Itupun tak semudah dibayangkan. Karena kondisi jalan rusak parah serta berlumpur, juga gelombang air yang tinggi.

Bacaan Lainnya

Meski sejuta tantangan dihadapi, namun Romanus Mbaraka telah ‘makan garam’ menguasai daerah-daerah dimaksud. Sehingga pelaksanaan kampanye-pun berjalan sesuai harapan.

Dari satu kampung ke kampung lain, Romanus Mbaraka disambut dengan antusias. Bahkan teriakan menangkan Romanus Mbaraka-H.Riduwan terus menggema saat diarak menuju tempat kampanye.

Masyarakat berkomitmen mendukung Romanus-Riduwan, lantaran selama lima tahun dianaktirikan. Sentuhan dalam berbagai bidang pembangunan tidak berjalan. Kehidupan mereka dari tahun berganti tahun bukan meningkat, malah mengalami kemunduran.

“Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Romanus Mbaraka yang datang melakukan kampanye disini. Ini juga sebagai tanda bapak memberikan perhatian kepada orang asli Papua yang selama ini tak diperhatikan dengan baik,” ungkap Simson Boyen, salah satu warga Kampung Kaptel, Distrik Kaptel.

Masyarakat dari beberapa kampung di Distrik Kaptel, lanjut dia, siap memenangkan pasangan Romanus Mbaraka-H. Riduwan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 9 Desember 2020 mendatang.

“Ini sudah menjadi komitmen kami. Karena selama bapa menjabat bupati periode 2011-2016 silam, ada bukti nyata dirasakan masyarakat baik dana Gerbangku maupun pembangunan perumahan dan lain-lain,” kata dia.

Olehnya, menurut dia, masyarakat akan siap memenangkan pasangan Romanus-Riduwan. Karena mereka meyakini bahwa ketika keduanya telah terpilih, akan memperhatikan orang asli Papua di kampung-kampung.

“Kami mengenal baik Bapak Romanus Mbaraka yang sangat peduli dengan masyarakat kecil. Sehingga pilihan sudah jelas yakni nomor tiga. Itu tak bisa diganggu gugat,” katanya.

Hal serupa disampaikan salah seorang pemuda di Kampung Woboyu, Distrik Tubang. Menurutnya, ratusan masyarakat setempat telah membuat pernyataan untuk memenangkan pasangan Romanus Mbaraka-H. Riduwan. Itu komitmen dan tak ada tawar menawar lagi.

“Kami akan bungkus suara 100 persen di Kampung Woboyu untuk menangkan Romanuis-Riduwan. Sebelum Bapak Romanus datang kampanye, sudah ada kesepakatan seluruh masyarakat disini,” katanya.

Jika ada calon lain datang melakukan kampanye di kampung ini, silahkan saja. Tetapi jelasnya dukungan kepada nomor urut tiga (3) sudah bulat dan tak ada kompromi lagi.

Uang Harus Jatuh ke Tangan Rakyat
Sementara dalam kampanyenya di Kampung Okaba, Distrik Okaba yang dihadiri ratusan warga, Cabup Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT mengatakan, kedepan Okaba ini harus ramai, karena menjadi titik temu. Olehnya infrastruktur termasuk jalan harus dibangun.

“Jika kondisi jalan masih seperti begini, tentunya daerah ini sunyi. Kalau Tuhan sayang saya terpilih menjadi bupati, saya bangun jalan disini menjadi licin. Apa yang saya sampaikan ini pasti deirealisasikan,” ungkapnya.

Selain jalan dibangun, juga penguatan jaringan telekomunikasi agar masyarakat leluasa berkomunikasi kemana saja, juga pembangunan rumah-rumah warga pasti dilakukan.

“Saat melakukan kampanye di Kampung Pahas beberapa waktu lalu, saya sudah sepakat dengan para tua adat disana untuk membangun rumah beton di kampung-kampung. Tidak lagi rumah papan atau stengah tembok. Karena itu akan rusak cepat,” ungkapnya.

Selain itu, jelas Romanus, penerangan di rumah-rumah warga akan diselesaikan. Karena dirinya tahu mencari jalan dengan melakukan komunikasi bersama petugas Pembangkit Listrik Negara (PLN).

Romanus juga mengatakan, jika Tuhan sayang mereka menjadi pemimpin di negeri ini, akan melakukan pendataan kepada anak-anak yang tamat maupun tidak tamat dari jenjang pendidikan SMP, SMA hingga perguruan tinggi untuk dikirim ke Jawa untuk sekolah keterampilan.

“Pengalaman saya ketika menjadi pejabat, anak-anak asli Papua maupun non Papua tak mempunyai keahlian. Jadi mereka akan dikirim untuk sekolah computer, mesin, akuntansi dan lain-lain, agar bisa mendapatkan sertifikat. Sehingga begitu melamar pekerjaan di perusahan dapat diterima,” katanya.

“Tanpa adanya sertifikat yang dikantongi, anak-anak sulit diterima. Kalaupun diterima di perusahan, pasti bekerja menjadi buruh kasar,” ungkapnya.

Program berikutnya, jelas Romanus yakni menurunkan uang ke rakyat secara langsung tetapi harus sesuai aturan. “Dulu ketika jadi bupati, saya melahirkan program Gerbangku, tujuannya adalah agar uang jatuh ke tangan rakyat, namun hanya sampai di aparatur kampung,” katanya.

Untuk kali ini, jelasnya, uang akan jatuh ke rakyat. Tetapi caranya adalah dalam bentuk kelompok pemberdayaan. “Ya kalau saya suruh kelompok 50 dibentuk, harus dibuat. Karena nantinya menjadi kelompok pemberdayaan. Nantinya uang jatuh langsung ke tangan rakyat untuk dijadikan modal usaha,” katanya disambut tepuk tangan ratusan warga.

Dikatakan, kehidupan orang Merauke sekarang sangat susah untuk mencari modal usaha apalagi rakyat kecil. Sehingga merekapun hidup seadanya. Jika ingin usaha, harus meminjam, namun perputaran uang-pun tak lancar.

Dalam kesempatan itu, Romanus meminta kepada masyarakat Okaba agar tak boleh tinggal diam, tanah harus dikelola. Jadi bukan hanya hidup dari padi. Halia merah saat corona, harganya tembus sampai Rp 175.000/kg. Kalau sekarang sudah turun hingga Rp 32.000/kg.

“Saya ajak sekaligus mendorong masyarakat untuk menanam halia merah, lantaran harganya sangat baik di pasaran. Kita punya lahan sangat luas, kenapa tak diolah untuk digunakan,” katanya.

“Jangan hanya kita cari daging dan ikan untuk jual. Harganya juga begitu saja dan tak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkapnya.

Romanus juga mengaku mempunyai rencana besar kedepan yakni akan menutup Pelabuhan Okaba agar kapal tak keluar masuk disitu lagi. Nantinya pelabuhan dipindahkan ke Bian.

“Jadi begitu jalan diaspal semua, masyarakat tak harus tunggu air naik baru kapal masuk. Pelabuhan besar akan dibangun di Bian dan kapal-kapal melakukan bongkar muat disana dan truk akan bolak-balik setiap hari, sehingga orang tak susah,” ungkapnya. (LKF)

UNTUK PEMBACA METRO