Pemasangan Sasi di Kimaam Dinilai Bagian Dari Penyampaian Aspirasi

Salah seorang anak Kimaam, Anton Kaize (kanan) sedang bicara | LKF

Metro Merauke- Satu di antara putra asli Kimaam, Kabupayen Merauke, Papua, Antonius Kaize menilai pemasangan sasi adat oleh warga di Kimaam beberapa hari lalu merupakan bagian dari penyampaian aspirasi.

Pernyataan itu dikatakan Antonius Kaize, menyikapi informasi yang beredar jika relawan pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT-H. Riduwan di Kimaam, memasang sasi sebagai bentuk penolakan terhadap pasangan calon bupati dan wakil bupati tertentu berkampanye di sana.

Bacaan Lainnya

 “Bagi saya, pemasangan sasi yang dilakukan relawan 03 di Kimaam adalah salah satu bentuk penyampaian aspirasi,” ungkap Anton yang menghubungi Metro Merauke melalui panggilan teleponnya, Kamis (03/12).

Menurut Anton, konsep pelanggaran ada dua hal. Pertama aturan yang mengatur juga seperti apa bentuk larangan, kedua melanggar dalam tindakan fisik.

Misalnya,  ada tindakan relawan pasangan calon nomor urut 3  menghalang-halangi pasangan calon lain saat akan turun dari pesawat udara, speed boat, membubarkan kampanye pasangan calon lain yang sedang berlangsung, atau mencabut baliho mereka.

“Faktanya kan tidak seperti demikian. Kalau betul ada relawan 03 datang memasang sasi di Pelabuhan Kimam, itu  adalah bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Tak ada larangan untuk membatasi pasangan calon lain, maupun tim suksesnya berkampanye,” tegasnya.

Ia beranggapan, pemasangan sasi bukanlah bentuk tindakan fisik, yang bersifat melarang pasangan con kepala daerah tertentu berkampanye.

Ia menduga, lawan politik pasangan calon Romanus-Riduwan membesar besarkan kejadian itu lewat pemberitaan di media, dan memojokkan masyarakat Kimaam.

“Itu analisis saya, dimana isu di Kimaam sedang digoreng (diplintir),” ucapnya.

Dia mendukung jika Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun kepolisian menyelidiki dan mengklarifikasi di lapangan kejadian itu.

Akan tetapi, hasilnya harus disampaikan secara terbuka agar masyarakat luas mengetahui kebenarannya.

Anton yang juga juru kampanye paslon nomor urut 3 menyampaikan salam untuk masyarakat di Pulau Kimaam baik pendukung nomor urut 1, nomor urut 2 maupun nomor urut 3.

“Mari kita semua menjaga keamanan, kebersamaan serta hubungan kekeluargaan,” pintanya.  

Moment pilkada menurut dia, hanya untuk melaksanakan konstitusional dan terjadi lima tahun sekali. Akan tetapi persahabatan dan kekerabatan abadi sampai maut menjemput.

“Sekali lagi saya mengajak kita memilih pasangan calon bupati-wakil bupati Merauke dengan suasana kebatinan merdeka. Silahkan menentukan pilihan, karena itu adalah hak asasi,” katanya. (LKF/Arj)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *