Metro Merauke – Pemerintah Daerah Kabupaten Paniai, Papua, akan melaunching penggunaan Kartu Petani Kopi yang terintegrasi dengan sistem Perbankan dan aplikasi Pemda.
Bupati Paniai Meki Nawipa mengatakan, kartu tersebut guna mendorong petani kopi semakin maju. Rencananya diberikan kepada 434 petani yang terdapat di sejumlah distrik. “Dalam waktu dekat, akan kami launching,” ujarnya kepada Metro Merauke, Sabtu (13/3/2021).
Kartu Tani nantinya dapat dimanfaatkan sebagai Tanda Identitas Petani Kopi Paniai, untuk sarana mengakses berbagai bentuk bantuan seperti; dana insentif petani, pupuk, mesin pertanian, akses pembiayaan, dan lain-lain. “Kartu ini juga bisa menjadi alat transaksi penjualan hasil panen,” ucapnya.
Pemegang Kartu Tani secara otomatis teregistrasi dalam Asosiasi Petani Kopi Kabupaten Paniai. Dengan adanya kartu tersebut, data petani kopi berbasis nama dan alamat dapat diukur, penyaluran insentif petani, pupuk dan berbagai bentuk bantuan juga lebih tepat sasaran.
“Progres penyaluran bantuan bisa dikontrol secara langsung,” kata Bupati Meki Nawipa.
Pemerintah Paniai tengah mengembangkan perkebunan kopi berskala besar. Ada sekitar 200 ribu pohon ditanam warga.
Kabupaten Paniai, berada di ujung jalur Trans Nabire di pegunungan tengah Papua. Letaknya pada ketinggian 1.700 mdpl. Wilayah ini menyimpan pesona serta kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya kopi.
Komoditas ini merupakan anugerah bagi masyarakat di sana. Tak heran kalau orang Paniai menyebutnya emas merah, karena bisa dipetik dan dipanen kapan saja tanpa harus merusak alam dan lingkungan.
Kopi Paniai kini dilirik para pecinta kopi. Para ahli kopi dari Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao) dan praktisi perkopian dari SCOPI (Sustainable Coffee Platform Indonesia) menilai bahwa kopi-kopi arabika di Papua memilki grade A, dengan citarasa excellent. (Sayd Madrid)