Masyarakat Kimaam Pasang Sasi, Romanus: Satu Pulau Itu Keluarga Saya

Romanus Mbaraka saat dipeluk salah seorang ibu ketika berada di Kimaam beberapa bulan lalu | LKF

Metro Merauke – Tokoh Masyarakat Marind yang juga anak asli Kimaam, Drs. Romanus Mbaraka, MT menyatakan warga Pulau Kimaam merupakan keluarganya. Sikap mereka memasang sasi merupakan inisiatif warga.

Pernyataan itu dikatakan Romanus saat ditemui Metro Merauke Jumat (4/12). Hal itu berkaitan dengan sikap warga Kimaam yang memasang sasi beberapa waktu lalu. Aksi tersebut sebagai sikap menolak pasangan calon bupati dan wakil bupati Merauke tertentu berkampanye di sana.

Bacaan Lainnya

“Saya harus jujur mengatakan bahwa masyarakat di Pulau Kimaam adalah keluarga saya. Namun langkah yang dilakukan memasang sasi tak berkomunikasi terlebih dahulu dengan saya. Itu atas inisiatif mereka, tetapi harusnya semua orang melihat latar belakang  sesungguhnya dilakukan,” kata Romanus.

Romanus yang juga calon buoati Merauke nomor urut 3 itu mengatakan, mungkin saja warga Kimaam bersikap seperti itu karena hidtori kehidupan lima tahun terakhir yang tak menyentuh mereka, atau  lantaran mereka sedang dalam kesusahan.

Menurutnya, siapa saja yang datang ke rumah orang, harus meminta izin terlebih dahulu meskipun mempunyai hak politik.

“Kalau kita permisi  secara baik, tentu akan diterima. Betul bahwa kita boleh nyatakan sikap politik disitu, namun tuan rumah haruslah dihargai,” ujarnya.

Bagi Romanus, langkah masyarakat Kimaam memasang sasi adalah privasi dan mestinya dihargai. “Ya, perlu komunikasi dan negosiasi. Kalau ada Tokoh Masyarakat Merauke mengaku intimidasi, itu sangat keliru,” katanya.

Dikatakan, semua anak negeri bersepakat tak boleh ada konflik di bangun, harus hidup baik-baik.

“Saya meminta masyarakat Merauke tak mendengar suara dari siapapun, apalagi dilontarkan seseorang yang  katanya tokoh besar,” ucapnya..

Ia mengatakan, aksi spontanitas relawan 03 melakukan aksi pemasangan sasi, adalah bentuk ungkapan hati.

“Kalau orang pintar melihat, dapat menganalisa bahwa masyarakat sedang sengsara. Lalu apa yang dibutuhkan juga tak diurus atau diperhatikan,” katanya. (LKF/Arj)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *