Pejabat Merauke ‘Doyan’ ke Jakarta, Romanus : Lima Tahun Negeri ini Hancur

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Metro Merauke – Bupati Merauke terpilih, Drs. Romanus Mbaraka, MT mengecam pejabat Merauke yang ‘doyan’ ke Jakarta.

Ia juga menyentil jumlah anggaran yang sangat besar pasca menjabat lima tahun silam. “Setelah turun dari Bupati Merauke periode 2011-2016, saya meninggalkan uang sekitar Rp 2,4 triliun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 135 miliar,” kata Romanus saat memberikan sambutan pada rapat pleno penetapan Cabup – Cawabup terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Merauke di Swiss belhotel, Sabtu (23/01/2021).

Bacaan Lainnya

Namun, lanjut Romanus, pendapatan dalam lima tahun terakhir menurun menjadi Rp 1,9 triliun. PAD juga ikut ‘hancur’. “Kemana uang itu. Kalian pejabat Merauke sayang orang asli Papua (OAP) atau tidak,” tanya Romanus dengan suara tinggi.

Dikatakan, perjalanan dinas pejabat Merauke lima tahun terakhir, mencapai Rp 300 miliar. “Kalau uang itu digunakan bangun masyarakat di kampung, mereka sudah hidup lebih baik,” katanya.

Saat ini, katanya, di 179 kampung, pembangunan nihil. Tak ada tanda-tanda kehidupan yang dialami dan dirasakan masyarakat. “Kemana juga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga kontrol,” tanya Romanus.

Baginya, di tengah situasi pandemi covid-19, perjalanan dinas pejabat Merauke masih saja dilakukan, ini sesuatu yang aneh bin ajaib. “Perjalanan dinas itu maksimal dalam setahun, kurang lebih lima kali. Kalau di atas lima tahun itu adalah penipuan,” tukasnya.

“Untuk apa ke Jakarta. Ada apa yang dicari di sana. Pejabat Merauke jangan melakukan penipuan terhadap rakyat yang sedang susah sekarang,” sambungnya.

Romanus juga mengkritisi tenaga honorer di Pemkab Merauke yang jumlahnya melampaui batas. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tak sehat, ketika pembiayaan rutin lebih besar dari pembangunan. Itu sesuatu yang irasional. (Kobun)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar