Metro Merauke – Longsor yang menutupi Lapangan Terbang (Lapter) di Distrik Panggema, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada 26 September 2023, dinilai karena pengerjaannya ketika itu tidak maksimal.
Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Papua, Natan Pahabol yang berasal dari daerah pemilihan Yahukimo, Yalimo dan Pegunungan Bintang mengatakan, lapter itu dibangun menggunakan APBD Provinsi Papua pada tahun anggaran 2017-2018 senilai Rp 11,95 miliar, atau sebelum pemekaran Provinsi Papua menjadi empat wilayah.
“Kerusakan lapter pesawat misi di Distrik Panggema, Kabupaten Yahukimo [yang kini masuk wilayah Provinsi Papua Pegunungan], akibat Pemprov Papua tidak mengerjakannya dengan maksimal, sampai tuntas seratus persen,” kata Natan Pahabol, Selasa (03/10/2023).
Menurutnya, ini suatu kelalaian dalam pengerjaan proyek senilai 11 miliar lebih pada APBD Provinsi Papua Tahun anggaran 2017 dan 2018 dalam masa kepemimpinan Lukas Enembe dan Alm. Klemen Tinal.
Katanya, tujuan proyek ini baik. Untuk membantu akses penerbangan ke pedalaman Papua ketika itu. Namun sayangnya proyek tersebut tidak dikerjakan secara maksimal, dan tidak ada pelayanan pesawat misi sejak 2018 hingga kini.
“Saya berharap Pemprov Papua harus pertanggung jawab. Mereka masuk tanpa izin pihak gereja yang punya wilayah dan lapter inikan milik gereja. Saya sudah pernah ingatkan kenapa proyek miliaran ini tidak tuntas dikerjakan? Tetapi pemerintah berkuasa, sehinga jadi suara saya tidak sampai. Sekarang apa yang terjadi,” ujarnya.
Natan Pahabol meminta Pemprov Papua turun melihat kondisi di sana, dan memberikan bantuan. Selain itu jika perlu PT atau VC yang menangani proyek pengerjaan lapter itu ditanyakan capaian dan penyerapan anggaran.
“Anggaran waktu lalu Rp 11 miliar dan terealisasi Rp 9 miliar. Padahal kenyataan di lapangan belum sama sekali. Jangan menjadi objek atas kondisi ini. Seharusnya masyarakat bersama pihak gereja melaporkan kepada pihak aparat untuk melakukan pemeriksaan atas proyek miliaran ini,” kata Natan Pahabol. (Arjuna)