PUPR Merauke: Banyak Jalan Rusak, tak Sanggup Pikul Beban Kendaraan

Plt Kepala Dinas PUPR Merauke, Leo Patria Mogot

Metro Merauke – Banyaknya jalan rusak sebelum waktunya ditenggarai karena penggunaan jalan yang tidak sesuai ketentuan seperti melebihi tonase atau bobot kendaraan yang ditentukan.

“Kalau beban kendaraan yang berlebih tentu mengakibatkan kondisi dan usia jalan jadi pendek,” ucap Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Leo Patria Mogot kepada wartawan belum lama ini.

Bacaan Lainnya

Dijelaskannya, beban berlebih kendaraan itu mungkin menjadi salah satu penyebab cepat rusaknya jalan di sejumlah titik di Merauke.

Leo Mogot mencontohkan, di lapangan, katanya, kerap dijumpai ada truk dengan muatan over bahkan trailer yang membawa alat berat melewati bobot jalan yang mayoritas sebetulnya dipersiapkan untuk menahan bobot kendaraan 5-8 ton, namun dilewati kendaraan hingga 30 ton.

“Nyatanya fenomena yang terjadi demikian, bersamaan dengan musim hujan dan dilewati kendaraan beban berat, maka itulah hasilnya, jalan jadi rusak,” ujarnya.

Pihaknya tak menampik adanya beberapa ruas jalan yang rusak di Merauke. Memang, sambungnya, dari segi kualitas jalan yang dikerjakan umumnya untuk perkerasan, tidak dapat diberikan beban berat

“Yang dilakukan sebelumnya adalah perkerasan dikategorikan sebagai lapis pondasi bawah (LPB), dimana tanahnya diperkuat dengan dicampur semen. Secara kualitas karena LPB memang tidak dapat diberikan beban berat,” jelas Leo Mogot.

Iya menyebut pengerjaan jalan konstruksi soel semen menjadi salah satu solusi, mengingat kelangkaan dan ketidak tersediaan material di daerah maupun cakupan wilayah pelayanan di Kabupaten Merauke yang cukup luas.

Sedangkan di daerah-daerah lain, kata Leo Mogot, kontruksi perkerasan ini adalah perbaikan tanah dasar yang nanti di atasnya diberikan perkerasan yang tahan memikul beban berat, semisal dengan konstruksi besi bertulang.

“Sekarang di Merauke mobilitas kendaraan cukup tinggi, truk muat pasir over, mestinya kalau mau lewat muatannya dikurangi dengan beban tidak lebih dari 5-8 ton, sekarang yang lewat hampir 30 ton jadi ya pasti jalannya hancur. Sedangkan kalau mau dikerjakan dengan beton bertulang, itu membutuhkan anggaran besar,” terangnya.

Terkait kerusakan jalan di wilayah Merauke, di tahun anggaran 2025 ini pemerintah daerah sudah menganggarkan perbaikan peningkatan sejumlah ruas-ruas jalan.

Pihaknya berharap pelaksanaannya dapat cepat dilakukan tender guna menjawab keluhan masyarakat dengan rusaknya akses infrastruktur jalan. (Nuryani)

UNTUK PEMBACA METRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *