Metro – Aura kemenangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Nduga, Papua Pegunungan, Dinar Kelnea dan Yoas Beon atau DIYO makin terasa menjelang pemungutan suara, 27 November 2024.
Ini terlihat dari kehadiran puluhan ribu masyarakat yang menyebut saat kampanye terakhir DIYO di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga pada Jumat, 22 November 2024.
Puluhan ribu massa dari tiga dapil itu pun sepakat mengikat suara untuk DIYO pada hari pemungutan suara mendatang.

Anggota DPRI RI dari Partai PAN daerah pemilihan Papua Pegunungan, Paulus Ubruangge meminta masyarakat Nduga yang memberikannya suara pada pemilihan legislatif 2024 lalu, untuk memberikan suara mereka kepada DIYO.
“Masyarakat Nduga yang memilih saya pada pemilihan legislatif lalu, berikan suara itu juga untuk DIYO,” kata Paulus Ubruangge yang pada pileg 2024, memperoleh 94 ribu suara.
Ia juga mengingatkan para kepala kampung untu tidak perlu khawatir apabila ada pihak yang mengancam akan mengganti kepala kampung jika tidak memberikan suara kepada kandidat tertentu.
“Jangan takut kalau ada yang ancam akan mengganti desa (kepala kampung) kalau tidak kasi suara [kepada calon tertentu] itu tidak benar. Kepala desa/kampung, itu dipilih oleh rakyat,” ucapnya.
Paulus Ubruangge menegaskan, sistem yang tidak benar seperti itulah yang mesti dilawan bersama demi perubahan Kabupaten Nduga lebih baik lagi.
“Sistem yang tidak benar seperti ini harus kita lawan demi perubahan di Nduga. Karena kalau presiden kita punya, gubernur kita punya, bupati kita punya dan DPR RI kita punya maka program kita jalan,” ujar Paulus Ubruangge.
Salah satu tokoh Intelektual Nduga, Nikius Bugiangge tidak ketinggalan memastikan memberikan dukungan suara untuk kemenangan DIYO.
Anggota DPR Papua periode 2014-2019 dan 2019-2024 itu mengatakan apa yang sudah ia ikat dalam noken tidak akan terlepas pada 27 November 2024.
“Saya sudah bulat kan suara untuk DIYO. Povinsi, kabupaten dan presiden ada karana orang Nduga. Mari kita tunjukkan kalau kita orang Nduga orang baik dan hari ini kita mesti berubah. Tinggalkan bawa panah, bawa tombak berarti kita pergi berburuh. Bawa parang dan kapak kita berarti pergi berkebun,” kata Nikius.

Menurutnya, para pendukung DIYO tidak boleh mencari-cari kesalahan dan kekurangan pasangan calon lai . Namun tetap fokus pada tujuan utama dan kesepakatan yang telah dibuat yakni memenangkan DIYO.
“Apa yang sudah kita bulatkan di DIYO itu DIYO punya. Kita sama-sama anak Nduga jadi kita mesti menang terhormat,” ucapnya.
Sementara itu, anggota terpilih Kabupaten Nduga yang juga perwakilan intelektual dapil II, Haren Wasiangge mengatakan sebelumnya ia berada dalam tim kandidat lain. Namun akhirnya memilih bergabung mendukung dengan DIYO karena apa yang disepakati dengan calon lain, tidak sesuai kenyataan.
“Selama ini anggota hak-hak anggota DPRD mereka tidak terima, ASN juga begitu dan gaji kepala kampung juga selalu tertunda, sehingga saya memilih bergabung dengan DIYO. Mungkin gambaran umum, suara dari dapil II 15 ribu sudah ada di DIYO. Dulu saya tim calon lain tapi saya pindah karena apa yang kita bicarakan tidak sesuai yang dikerjakan,” kata Haren Wasiangge. (Arjuna)