Metro Merauke – Calon Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan melakukan kampanye di sejumlah titik di Distrik Tanah Miring mulai dari Erom, Senayu, Sermayam, Tambat hingga Kampung Sarsang. Kedatangan H. Riduwan disambut antusias masyarakaty dengan yel-yel dan teriakan ‘bungkus’ dan menangkan Romanus Mbaraka-H. Riduwan 9 Desember 2020.
Dalam kampanyenya yang berlangsung Sabtu (31/10), H. Riduwan selalu didampingi salah seorang pengurus Partai Demokrat, Matheus Liem Gebze serta beberapa tim. Di setiap titik, selain H. Riduwan menyampaikan visi-misi mereka, juga dibuka ruang dialog bersama masyarakat.
“Saya hadir untuk menyapa masyarakat sekaligus menyampaikan visi misi. Apa yang disampaikan, sama juga disampaikan Bapak Romanus Mbaraka. Berbagai program yang dijabarkan adalah bentuk komitmen dan keberpihakan kami kepada rakyat,” ungkap Riduwan.
Dikatakan, saat ini masyarakat sedang susah, lantaran gabah masih menumpuk di rumah-rumah dan tak kunjung digiling. “Jika ingin beras cepat diserap, 9 Desember, pilih nomor urut 3, pasangan Romanus-Rudiwan,” pinta dia.
Dijelaskan, ketika Romanus Mbaraka menjabat bupati lima tahun silam, beras petani selalu diserap dengan baik bahkan harga menembus sampai Rp 12.000/kg. Begitu juga penyaluran pupuk tepat sasaran, bahkan gartis diberikan.
Selama ini, lanjut Riduwan, Merauke dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional. Namun sekarang ternyata menjadi lumbung pangan lokal, lantaran beras petani tak kunjung beli. “Itu bukan salah petani, tetapi menjadi korban lantaran kurang seriusnya pemerintah,” tegasnya.
Seharusnya, menurut Riduwan, jika pemerintah tanggap, beras diserap dan dikirim ke berbagai daerah di Papua seperti pernah dilakukan Romanus Mbaraka ketika lima tahun memimpin. Dimana mengirim ke berbagai kabupaten/kota di Papua, karena sudah membuat kontrak kerjasama.
Seorang Pengusaha Siap Beli 200 Ton
Lebih lanjut Riduwan mengungkapkan, salah seorang pengusaha telah menemuinya dan siap menyerap beras petani 200 ton untuk dikirim ke Surabaya, Jawa Timur. “Olehnya petani harus menyiapkan beras berkualitas agar dapat dikirim keluar daerah,” katanya.
Hal lain disampaikan Riduwan dihadapan petani yakni rencana pengadaan mesin untuk pengovenan gabah setelah dipanen. “Kita sudah menanyakan dan gabah yang masih basah dapat dimasukan dalam oven dengan sekali pengeringan 60 ton dalam waktu dua jam,” katanya.
Program pengadaan alat tersebut, katanya, pasti direalisasikan setelah memenangkan pertarungan pilkada. “Perlu alat pengering yang baik agar kualitas beras yang dihasilkan juga bagus,” ujarnya. Begitu juga pengadaan alshintan, menjadi skala prioritas. Tiap kampung akan diberikan harvester combine serta traktor agar dapat digunakan petani untuk pengolahan hingga kegiatan panen sawah. (LKF)