Metro Merauke – Legislator Papua, Laurenzus Kadepa meminta berbagai pihak berperan menghentikan bentrok antarwarga di Kampung Wesakma Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya yang pecah pada Sabtu (08/01/2022).
Anggota komisi bidang keamanan, pemerintahan, politik, hukum dan hak asasi manusia (HAM) itu berpendapat, bentrok yang melibatkan Suku Nduga dari Kabupaten Nduga dan Suku Lani, dari Kabupaten Lanny Jaya, tak boleh dibiarkan.
“Saya minta agar perang suku di Jayawijaya, harus dihentikan dan sangat prihatin jika perang suku ini terus ada. Sekali lagi, konflik horizontal antara Suku Lani dan Suku Nduga mesti hentikan,” kata Laurenzus Kadepa, Minggu malam (09/01/2022).
Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu berharap, semua pihak baik pimpinan gereja, pimpinan adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, pemerintah daerah, dan aparat keamanan mencari jalan keluar.
“Mesti mencari solusi perdamaian. Kepada mahasiswa dari dua suku yang bertikai, yang ada di berbagai kota studi di Papua maupun di luar Papua, agar tidak tepancing dengan perang suku ini,” ucapnya.
Kadepa yakin, kedua pihak dapat duduk menyelesaikan masalah itu secara damai dan bermartabat. Di sinipun diperlukan peran tokoh dan intelektual dari kedua suku untuk menengahi konflik ini.
“Ingat, apapun alasannya, konflik bukan solusi. Segera hentikan dan serahkan kepada pihak berwajib untuk memproses hukum akar persoalannya. Saya turut berduka cita jika ada korban jiwa dari kedua kelompok atau suku yang bertikai,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan bentrok antarkelompok warga Nduga dan Lanny Jaya disebabkanya meninggalnya seorang warga Nduga bernama, Sibelu Gwijangge. Korban diduga dibunuh oleh warga Lanny Jaya.
“Sibelu Gwijangge diduga dibunuh oleh masyarakat Lanny Jaya yang tinggal di Kampung Wesakma Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya,” kata Ahmad Mustofa Kamal dalam keterangan tertulis, Minggu (09/01/2022).
Menurutnya, keluarga korban bersama kelompok warga Nduga melakukan aksi balasan terhadap kelompok terduga pelaku.
Keluarga korban dan warga Nduga tidak terima keluarganya dibunuh pada saat pertemuan, untuk menyelesaikan masalah perempuan.
“Mereka melakukan aksi balasan terhadap pihak pelaku yang bermukim di Kampung Wesakma Distrik Wouma,” ucapnya.
Katanya, dalam pertikaian itu selain dua orang terkena panah, dua rumah warga di Distrik Wouma dibakar.
Untuk mengantisipasi aksi lanjutan, polisi kini melakukan penjagaan serta patroli di kedua kelompok massa.
“Aparat keamanan masih melaksanakan pengamanan di TKP karena masih adanya dugaan aksi balasan yang akan dilakukan oleh kelompok masyarakat Nduga,” ujarnya. (Arjuna)