Puluhan Ribu Orang Hadiri Kampanye Terbuka dan Sepakat Ikat Suara untuk DIYO Pimpin Nduga

Mantan Wakil Bupati dan Mantan Bupati Nduga, Wentius Namiangge saat berorasi ketika kampanye paslon Bupati dan Wakil Bupati Nduga, Papua Pegunungan, Dinar Kelnea, S.Sos-Yoas Beon, S.IP (DIYO) di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Metro – Puluhan ribu orang dari 32 distrik dan 248 kampung menghadiri kampanye akbar pasangan calon atau paslon Bupati dan Wakil Bupati Nduga, Papua Pegunungan, Dinar Kelnea, S.Sos-Yoas Beon, S.IP (DIYO) di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Para perwakilan dari setiap daerah pemilihan atau dapil menyatakan sepakat untuk ikat suara memenangkan DIYO dalam pemilihan kepala daerah, 27 November 2024.

Bacaan Lainnya

Juru kampanye, Arim Tabuni memulai kampanye dengan orasi-orasi yang membakar semangat puluhan ribu massa untuk berkomitmen memenangkan DIYO pada hari pencoblosan nanti.

“Pemimpin sederhana lahir dari rakyat dan DIYO adalah pemimpin itu. DIYO hadir untuk perubahan di Nduga. Tinggal masyarakat komitmen memenangkan DIYO dan mengawal perolehan suara pilkada nanti,” kata Arim Tabuni dalam orasinya.

Arim meyakinkan masyarakat Nduga bahwa kemenangan DIYO kini di depan mata. Sebab DIYO ditopang partai-partai pemenangan Pemilu baik Pilpres maupun Pileg di Papua Pegunungan dan Nduga. 

Presiden RI saat ini Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Partai Gerindra yang merupakan salah satu partai pengusung DIYO, Ketua DPR Papua Pegunungan dari NasDem juga partai pengusung DIYO dan Ketua DPRD Nduga, dari Partai Demokrat, juga partai pengusung DIYO. 

“Janga salah pilih. Jika salah pilih, masyarakat Nduga akan menderita lima tahu lagi,” ucap Arim Tabuni. 

Tokoh adat dan tokoh masyarakat Nduga, Wentius Namiangge juga meyakinkan puluhan ribu massa bahwa DIYO adalah putra terbaik Nduga. 

Mantan wakil Bupati dan Bupati Nduga itu mengatakan, untuk itu masyarakat ‘Negeri Ndugama’ mesti mesti mendukung dan memangkan DIYO. 

“Dinar dan Yoas adalah putra terbaik Nduga yang mesti didukung agar bisa memimpin Nduga untuk meneruskan  niat baik Bupati sebelumnya Yairus Gwijangge,” kata Wentius Namiangge.

Dalam kampanye itu, perwakilan Dapil I, Dapil II dan Dapil III pun bergantian menyampaikan orasi dan komitmennya.

Perwakilan Dapil I menyatakan masyarakat distrik-distrik di Dapil I telah berkomitmen untuk ikat suara kepada DIYO. 

“Kenyam, Batas, Batu, dan Mbua Tengah dan distrik-distrik lain sepakat, suara dasar harga mati untuk DIYO,” kata perwakilan Dapil I.

Perwakilan Dapil III pun menyatakan hal yang sama. “Dapil III sepakat ikat suara untuk DIYO, dan ini silahkan diteruskan ke penyelenggara. Dapil III ikat suara untuk DIYO demi harga diri calon Bupati,” kata perwakilan Dapil III.

Sementara itu perwakilan Dapil II, Kelinus Gwijangge yang juga anggota DPRD Nduga mengatakan, calon Bupati dan calon Wakil Bupati Nduga, Dinar Kelnea dan Yoas Beon akan terpilih memimpin Nduga. 

“DIYO akan memimpin Nduga. Selama berada di DPRD saya selalu sakit hati, sehingga ketika DIYO terpilih saya akan merasa puas,” kata Kelnius Gwijangge.

Anggota DPR Papua, Las Nirigi yang berasal dari Dapil II pun meyakinkan masyarakat di Dapil II untuk memenangkan  DIYO. 

Katanya, selama ini pasangan DIYO adalah orang yang kerja nyata dan selalu ada bersama sama dengan masyarakat. Untuk itulah sebagai kader Partai Gerindra ia berjuang agar rekomendasi Partai Geridra diberikan kepada DIYO.

Ia mengatakan, sekarang presiden berasal dari Gerindra, kalau nanti di Provinsi Papua Pegunungan juga dari Gerindra, Bupati Nduga pun harus dari Gerindra agar kerja dari pusat berkesinambungan ke daerah

“Dapil II, utangmu kasi lunas karena selama ini DPRD banyak dari Dapil II dan Dapil I dan III sangat minim sehingga kita harus komitmen agar kali ini DIYO yang harus jadi bupati,” ujar Las Nirigi.

Perwakilan intelektual Nduga, Narik Tabuni tak ketinggalan berorasi. Ia menceritakan sedikit bagaimana sejarah perjalanan Kabupaten Nduga sejak dibentuk pada 2008 silam.

Namun menurutnya, selama 16 tahun Nduga dimekarkan, tidak program khusus pendidikan dan indeks pembangunan manusia Nduga pun hanya ada dikisaran 5,6 atau terendah di seluruh duni.

“Solusinya hari ini DIYO. Kita yang akan membangun Nduga dan DIYO harus menjawab itu. Misalnya menganggarkan beasiswa, bukan bantuan studi. Selain itu mesti kerjasama dengan LSM bidang pendidikan. Kerjasama dengan mitra kampus untuk tenaga guru dan kesehatan. Kemudian melakukan rekonsiliasi, dan perlu ada tugas belajar kepada anak-anak Nduga yang akan duduk di birokrasi. Tidak perlu program muluk-muluk tapi kita mulai dari dasar,” kata Narik Tabuni.

Ia menegaskan, DIYO hadir untuk perubahan karena semua orang Nduga punya hak yang sama dalam pendidikan dan semua hal, dan perubahan bukan hanya kelompok tertentu. 

Ketua Tim Pemenangan DIYO, Namantus Gwijangge dalam orasinya pun menegaskan program DIYO bukan janji muluk-muluk yang tidak akan mungkin dicapai atau ketinggian. Namun apa apabila daerah dalam keadaan aman, pembangunan akan jalan.

“Kita akan bicara keamanan, pendidikan  dan kesejahteraan karenanya visi kami adalah bersatu untuk perubahan dan keadilan. Adil dalam membangun pendidikan, ekonomi, kesejahteraan rakyat, struktur pemerintah mulai dari kepala kampung hingga dinas-dinas. Kalau sudah adil semua akan berjalan baik,” kata Namantus Gwijangge.

Menurut anggota DPR Papua itu, pemerintahan dulu sudah berhasil dan tugas selanjutnya adalah melanjutkan apa yang telah ada dan memperbaiki yang masih kurang. 

“Karenanya visi dan misi kami Bersatu untuk Perubahan dan Keadilan. Kalau DIYO memimpin Nduga, maka kalian semua penentu pembangunannya bukan satu atau dua orang,” ucapnya.

Para perwakilan parpol pengusung DIYO pun bergantian berorasi membakar semangat puluhan ribu warga yang hadir.

Salah satu isu yang disampaikan berkaitan dengan pendidikan. Katanya, sudah bukan waktunya lagi orang tua memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya. Namun itu mesti dianggarkan pemerintah.

Begitupuka formasi CPNS mesti sesuai kebutuhan daerah, agar anak-anak daerah juga bisa bekerja dan itu hanya akan terjadi bersama DIYO sehingga untuk DIYO adalah pilihan terbaik saat ini.

Perwakilan parpol juga mengingatkan penyelenggara bekerja jujur. Tidak menerima suap dari pihak manapun. 

“PPD harus bekerja jujur, tidak boleh PPD makan uang siapapun  dan KPU harus mengikuti suara yang ada di masyarakat. Jangan ada permainan, begitu juga Bawaslu,” kata salah satu perwakilan parpol. (Arjuna)

Untuk Pembaca Metro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *