Metro Merauke – Ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua, John NR Gobai menemui pengungsi Intan Jaya yang ada di Kabupaten Nabire, belum lama ini.
Kepada legislator Papua melalui mekanisme pengangkatan perwakilan wilayah adat Meepago itu, pengungsi menyampaikan berbagai aspirasi dan keluhan mereka.
Katanya, salah satu aspirasi pengungsi adalah ingin agar pengambil kebijakan menarik pasukan non-organik dari Intan Jaya.
“Mereka menyatakan, setelah pasukan non-organik ditarik barulah mereka akan kembali ke kampungnya. Kalau pasukan non-organik masih ada di Intan Jaya, pengungsi masih berpikir untuk kembali ke daerahnya,” kata John Gobai, Jumat (07/01/2022).
Menurutnya, pengungsi juga menyampaikan selama konflik di Intan Jaya pecah kaum laki laki sulit ke hutan untuk berburu atau meramu, demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Kaum perempuanpun enggan ke kebun. Sebab mereka khawatir dicurigai pergi bertemu Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Mereka menyatakan, laki laki tidak bisa masuk hutan. Mama mama tidak bisa ke kebun. Mereka mau ke kebun takut dianggap mau bicaran dengan OPM,” ucapnya.
Kata Gobai, keluhan pengungsi lainnya sudah ada beberapa keluarga mereka meninggal di pengungsian. Salah satu penyebabnya karena sakit.
Katanya, pengakuan salah satu pengungsi, ada satu kampung sebanyak 15 orang warganya telah meninggal di pengungsian.
“Ini belum termasuk kampung yang lain. Di Intan Jaya ada 97 kampung. Warga menyatakan para gembala gereja, dan pendeta semua ada di Nabire. Hanya dua orang pastor yang bertahan di Intan Jaya,” ujarnya.
John Gobai mengatakan, pengungsi juga menyampaikan anak anak mereka mau bersekolah, namun sekolah tutup.
“Berbagai aspirasi dan keluhan warga itu akan kami tindaklanjuti melalui kelompok Khusus DPR Papua. Kami akan sampaikan kepada pimpinan DPR Papua, membawanya dalam rapat rapat internal lembaga, juga kepada para pihak terkait,” kata John Gobai. (Arjuna)