Metro Merauke – Sebanyak 37 anggota TNI dan Polri menerima penghargaan. Pasalnya, ke 13 prajurit TNI dan 24 anggota Polisi dinilai berprestasi kerja dan bersinergi dalam menciptakan terjaminnya Kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Papua Selatan.
Penghargaan diserahkan langsung Wadanlantamal XI, Kol Laut (P) Avianto Rooswirawan dalam upacara di lapangan Mapolres Merauke, Jumat (27/11) bersama Kapolres AKBP Untung Sangaji, Dandim Letkol Inf Eka Ganta Chandra dan disaksikan Pj Sekda Merauke, Ruslan Ramli.
Pemberian piagam tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kapolres Merauke Nomor : Skep/31/XI/2020/Res Merauke, yang ditanda tangani Bupati Merauke, Kapolres dan Dandim 1707 Merauke,
Dalam sambutannya Wadanlantamal XI mengatakan, penghargaan ini diberikan atas dedikasi yang tinggi anggota dalam upaya menciptakan serta memelihara kamtibmas. Dimana, puluhan personel TNI dan Polri telah berhasil dalam penanganan kasus makar yang dilakukan salah satun Ormas yang berencana mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) di Merauke.
“Keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi. Tentu sebagai pimpinan, saya merasa bangga atas kinerja prajurit TNI dan Polri yang telah mampu melakukan pencegahan, deteksi dini terhadap kelompok-kelompok yanh ingin memisahkan diri dari NKRI,” ucapnya.
Pihaknya berharap, kekompakan dan sinergitas TNI-Polri ke depan lebih solid dalam menjalankan tugas untuk menjaga kamtibmas di Merauke.
“Terlebih dalam menghadapi Pilkada, memerlukan sinergitas TNI dan Polri dalam mengamankan situasi kamtibmas yang semakin kondusif.”
Ditambahkannya, maraknya isu politik yang dibangun kelompok dan ormas tertentu, sengaja membangun opini masyarakat untuk menolak Otsus dan meminta referendum.
“Kita ketahui, pemerintah saat ini berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program yang diluncurkan untuk segala bidang. Masih banyak masyakat yang membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat dan daerah,” katanya.
Namun sangat ironis, lanjutnya, bila ada segelintir orang untuk menolak Otsus. “Saya yakin pemikiran ini tidak mengakomodir aspirasi masyarakat Papua secara menyeluruh. Namun, untuk kepantingan pribadi dan kelompok tertentu,” ujarnya.
Kapolres Untung Sangaji: Makar Bukan Hal Biasa
Sementara itu Kapolres Merauke, AKBP Untung Sangaji menyebut, kasus makar bukan hal biasa. Sehingga, pihaknya tak segan-segan mengambil tindakan dalam penanganan berbagai persoalan yang berkaitan dengan makar.
“Selama ini mungkin anggap makar itu biasa . TNI- Polri tidak bisa, biasa kita tembak kaki, karena ini menyangkut Indonesia. Saya masih dengan cara baik, tapi kalau tidak digubris, ya terpaksa pakai cara kedinasan yang luar biasa. Ini belum seberapa, tapi kalau masih ada lagi, kita bikin yang lebih keras. Lihat kemarin di KKP, dibawakan dengan borgol, nah ini makar ko dilarang, apaan. Nga ada urusan, saya atau mereka yang ditahan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu Kapolres mengajak lapisan masyarakat Merauke, bersama-sama menciptakan situasi aman dan kondusif. Terlebih menjalang berlangsungnya pesta demokrasi 9 Desember, maupun menyongsong hari raya keagamaan.
“Pilkada di Merauke harus baik, Natal harus keren. TNI dan Polri mensuport ini untuk Masyarakat,” tandasnya. (Nuryani)