Metro – Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan nomor urut 02, Dinar Kelnea-Yoas Beon (DIYO) menyatakan bagaimana bisa mungkin pasangan calon bupati dan wakil bupati terpilih nantinya, akan melaksanakan visi dan misinya serta pembangunan apabila tidak ada kedamaian di Nduga.
Untuk itu perlu dilakukan rekonsiliasi demi menciptakan kedamaian di Nduga, sebab sudah ada masalah sejak 2013 silam, yang berdampak hingga kini.
Apabila retakan itu tidak diselesaikan, tentu sulit mencapai perdamaian dan mewujudkan terciptanya pembangunan di Nduga.
Pernyataan itu disampaikan calon Bupati Nduga dan calon Wakil Bupati Nduga nomor urut 02, Dinar Kelnea-Yoas Beon dalam debat publik pertama pilkada Nduga, Papua Pegunungan yang digelar KPU Nduga.
Debat berlangsung pada Selasa malam, 15 Oktober 2024 dengan Tema “Mewujudkan Kabupaten Nduga yang Damai” di salah satu hotel di kawasan Abepura, Kota Jayapura, Papua pada Selasa malam, 15 Oktober 2024.
Debat diikuti dua pasangan calon Bupati Nduga dan calon Wakil Bupati Nduga nomor urut 01, Namia Gwijangge dan Obed Gwijangge serta calon Bupati Nduga, dan calon Wakil Bupati Nduga nomor urut 02, Dinar Kelnea dan Yoas Beon (DIYO), disaksikan Pj Bupati Nduga, Dandim, Kapolres, Bawaslu dan para tamu undangan.
Calon Bupati Nduga, Dinar Kelnea mengatakan visi dan misinya bersama pasangan calon Wakil Bupati Nduga, Yoas Beon adalah “Bersatu untuk Perubahan dan Keadilan”.
Apabila terpilih nanti, salah satu yang akan dilakukan DIYO adalah mewujudkan perdamaian untuk masyarakat Nduga sejahtera dan berdaya saing, serta melakukan rekonsialisi sosial dan membuka akses.

Dinar Kelnea menegaskan, bagaimana mungkin bisa melaksanakan visi dan misi membangun Nduga jika ada kedamaian di wilayah itu.
Untuk itu diperlukan rekonsiliasi secara menyeluruh karena konflik di Nduga selama ini bermula pada 2013 silam, yang berdampak hingga hari ini.
“Kami mau konflik yang selalu ada ini diselesaikan. Injil masuk Nduga sejak 1966 dan tidak pernah ada masalah. Kenapa baru sekarang terjadi masalah. Akar masalah itu yang mesti kita selesaikan. Ini penting,” kata Dinar Kelnea saat menjawab pertanyaan para panelis.
Politikus Partai Demokrat itu juga menyinggung mengenai ribuan warga Nduga yang mengungsi ke kabupaten terdekat akibat konflik sejak 2018. Mereka mengungsi ke Lanny Jaya, Jayawijaya, Mimika, dan Yalimo.
Namun dalam situasi itu, kehadiran pemerintah daerah di tengah-tengah warga Nduga dianggap terkesan tidak ada. Selama ini Pemerintah Kabupaten Nduga dinilai terkesan melakukan pembiaran, dan tidak pernah berpikir untuk rakyat Nduga.
“Kalau kami terpilih, prioritas utama lainnya adalah menyiapkan pengungsi punya tempat yang layak, agar mereka bisa menikmati pembangunan. Kami akan bekerjasama dengan pemprov, pemerintah pusat dan aparat keamanan untuk menciptakan keamanan di Nduga,” ucapnya.
Dinar Kelnea menegaskan, apabila ia dan calon Wakil Bupati, Yoas Beon terpilih, pihaknya akan berupaya mengembalikan pengungsi ke Nduga, dan menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk memberikan perhatian.
“Pemerintah pusat mesti melihat bahwa kami di Nduga ini bagian dari NKRI. Jangan pembiaran dan mesti membantu kami mengembalikan warga Nduga yang mengungsi,” ujarnya.

Dalam sistem pemerintahan, Dinar Kelne memaparkan akan melibatkan semua komponen atau adanya keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan. Ini dianggap perlu dalam rangka membangun Nduga.
Begitu pula masalah pendidikan dan kesehatan, pihaknya akan melakukan pembenahan. Program pendidikan dan kesehatan selama ini dianggap tidak berkelanjutan, sehingga Nduga terus jauh tertinggal .
“Untuk itulah, pendidikan dan kesehatan akan menjadi prioritas kami. Anak-anak Nduga akan kami prioritaskan dalam pelaksanaan pemerintahan.Selama ini sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan sangat minim. Ini karena lemahnya pemerintahan,” ucap Dinar Kelnea.
Ia mencontohkan mahasiswa dan pelajar Nduga di Jayapura dan di luar Papua, selama 16 ini tidak memiliki asrama. Padahal itu salah satu fasilitas yang dianggap penting untuk menunjang mahasiswa dan pelajar di berbagai kota studi.
Katanya, selama ini terkesan tidak ada tanggung jawab moral pemerintah daerah untuk mendukung terciptanya SDM Nduga. Padahal SDM Nduga mesti disiapkan sebanyak-banyaknya, agar bisa bersaing dengan daerah lain dan itu merupakan komitmen pihaknya ke depan.
“Masalah ini mesti diselesaikan, demi adanya keadilan dalam sistem pemerintahan dan pembangunan. Intelektual Nduga mesti bersatu agar keadilan terjadi,” kata Dinar Kelnea.

Sementara itu Calon Wakil Bupati Nduga, Yoas Beon mengatakan ketika ada masalah di Nduga mesti dilakukan pendekatan. Selain itu, rekonsiliasi penting dilakukan dengan melibatkan pemerintah, gereja, dan masyarakat.
“Kita bicara, membahas bersama dan membuka lembaran baru bagaimana agar Nduga lebih baik lagi ke depan. Yang paling penting adalah mewujudkan Kabupaten Nduga yang damai, karena kalau tidak damai, bagaimana kita bisa mewujudkan visi dan di misi itu. Jadi yang paling utama adalah bagaimana menciptakan damai di Kabupaten Nduga,” kata Yoas Beon.
Selain itu, mesti ada aturan yang dibuat sebagai upaya menciptakan kedamaian di Nduga. Namun tentu saja mesti disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat.
“Komitmen yang paling penting. Selain itu perlu diterapkan hukum positif apabila sudah dilakukan rekonsiliasi. Di sisi lain, tidak adanya perumahan dan masalah keamanan, juga menjadi alasan ASN selama ini tidak berada di Nduga. Itu tanggung jawab kita untuk membenahinya ke depan, termasuk masalah kesejahteraan dan biaya transportasi yang sangat mahal,” kata Yoas Beon. (Arjuna)