Metro Merauke – Berbagai program brilian Calon Bupati-Wakil Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT-H.Riduwan yang dikampanyekan selama ini, justru membuat lawan politiknya termasuk tim sukses menjadi panik.
Betapa tidak, Romanus dengan sejumlah program nyata yang akan dieksekusi setelah terpilih dalam pilkada 9 Desember 2020 mendatang seperti pembelian beras 10.000 ton, pemasangan WI-FI gratis, bantuan modal usaha bagi setiap kepala keluarga, pengiriman anak-anak sekolah keterampilan di Jawa, bantuan dana 5 juta setiap ibu hamil dan sejumlah program lainnya, membuat masyarakat semakin merapatkan barisan mencoblos pasangan nomor urut 3 (tiga) .
Oleh karena tak mampu membendung program-programnya, maka ada saja pikiran kotor dilancarkan lawan politik dengan membuang isu murahan kepada masyarakat di kampung-kampung seperti di Distrik Kurik maupun Malind.
Salah seorang warga Kampung Telaga Sari, Sugiyanto dalam sesi tanya jawab bersama Romanus semalam mengaku, dirinya pernah mendapatkan isu jika ketika terpilih, akan memindahkan ibukota Kabupaten Merauke ke Kimaam.
Menanggapi itu, Calon Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT menegaskan, “Memang isu yang sedang dibuang sekarang, karena mereka tak mampu menantang saya dengan program. Pasti mereka bilang saya sombong dan memindahkan ibukota ke Kimaam. Apakah masyarakat percaya? Itu adalah isu murahan yang tak laku sama sekali.”
Romanus menjelaskan, saat masih menjabat sebagai Kepala Bappeda Merauke, dirinya menyiapkan KTM-Kurik menjadi kabupaten. Karena listriknya menyalah 1×24 jam, jalan sudah diaspal dan fasilitas lain sudah menunjang.
“Bagaimana mau pindahkan kabupaten ke Kimaam, sementara disana masih hutan,” ujarnya.
Sejumlah isu lain yang sedang ‘digoreng’ adalah jika menjabat sebagai bupati, ia akan mengumpulkan harta. “Perlu saya tegaskan bahwa anak-anak saya sudah berhasil. Untuk yang pertama di Manado dan sebentar lagi menjadi pejabat. Sedangkan kedua menerbangkan pesawat dari Nabire ke Timika dan ketiga mengelola sejumlah kapal ikan,” tegas Romanus.
Selain itu, rumah dan sejumlah mobil telah dimiliki. Juga areal persawahan seluas 50 hektar yang dibuka rutin tiap tahun. “Apa lagi yang mau saya kejar. Ini perlu saya sampaikan agar masyarakat tidak ‘terhipnotis’ dengan mainan lawan politik,” pintanya.
Sesungguhnya, lanjut Romanus, rival politiknya memainkan sejumlah isu miring itu, lantaran tak bisa menyaingi program yang disusun dan dikampanyekan. Karena dari sekian banyak itu adalah program lanjutan dan pasti dijalankan setelah terpilih.
“Nah, karena berbagai program dari lawan politik yang dinilai rakyat lebih banyak janji, sehingga isu miring menjatuhkan kami dimainkan. Tetapi yakin dan percaya, masyarakat sudah cerdas dan tidak mungkin ikut terpengaruh,” tegasnya. (LKF)