Metro Merauke – Legislator Papua, Emus Gwijangge menyatakan keliru apabila Penjabat Bupati Nduga, Papua Pegunungan, Namja Gwijangge ingin memulangkan semua warga asal Nduga yang ada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum dan HAM DPR Papua itu mengatakan, di satu sisi pernyataan Penjabat Bupati Nduga yang meminta masyarakat Nduga di Wamena kembali ke Nduga tidak salah, namun di sisi lain keliru.
“Saya sebagai anak asli Nduga, anak asli pegunungan, anak Wamena, di sisi lain saya dukung pernyataan Penjabat Bupati Nduga, tapi dari sisi lain saya nilai keliru. Kenapa saya bilang keliru karena orang Nduga yang ada di Wamena bukan hanya mereka yang mengungsi,” kata Emus Gwijangge, Kamis (16/03/2023).
Menurutnya, ribuan orang Nduga yang ada di Wamena bukan baru satu atau dua tahun di sana. Akan tetapi sejak dulu, jauh sebelum Kabupaten Nduga dimekarkan dari kabupaten induk Jayawijaya, orang Nduga sudah ada di Wamena, di Lanny Jaya dan mereka sudah menjadi penduduk di situ.
“Sudah turun temurun di situ sejak puluhan tahun silam. Bagaimana pak Penjabat Bupati Nduga mau bawa semua itu kembali Nduga. Itu logikanya bagaimana,” ucapnya.
Katanya, kalau mau memindahkan belasan atau puluhan orang saja silahkan. Tapi kalau mau mengembalikan mereka yang sudah puluhan tahun berada di Wemena, yang sudah turun temurun di sana, itu tidak mungkin. Sebab mereka sudah beranak cucu di Wamena, punya kampung di situ, dan sudah punya tanah di wilayah tersebut.
“Misalnya mereka yang sudah kawin campur dengan suku lain di Wamena. Seperti Suku Lani atau Suku Dani, bagaimana bisa mau dikembalikan ke Nduga atau orang yang sudah disebut Lani-Nduga,” ujarnya.
Politikus Partai Demokrat itu mengatakan apabila alasan mengajak warga Nduga di Wamena kembali ke kampung karena mereka sering terlibat keributan di sana, itu juga keliru. Sebab, keributan di Wemena beberapa waktu lalu tidak hanya melibatkan orang Nduga.
“Itu mesti diingat. Di Wamena ini bukan hanya satu, dua Suku. Orang Nduga ada di sana, orang Lani, orang Dani, orang Yali, orang Mee ada di sana hingga saudara kita dari berbagai Suku daerah lain di Indonesia,” ucapnya.
Emus meminta jangan kesannya orang Nduga yang selalu menciptakan keributan di Wamena. Katanya, mestinya selama ini pemerintah Kabupaten Nduga menyiapkan anggaran untuk ganti rugi lokasi yang di tempati orang Nduga di sana, yang belum dibayar tarutama lokasi yang tempati pengungsi.
“Jadi saya menilai Bupati keliru. Kalau misalnya sekitar lima ribu orang Nduga di Wamena sekarang ini mau dikembalikan ke Nduga, pemerintah daerah mau kasi makan apa? Apakah bisa menjadi kehidupan mereka selamanya?”
Mestinya lanjut Emus, penjabat bupati sebagai orang tua datang bicara baik-baik dengan masyarakat asal Nduga di Wamena. Intelektualnya dipanggil, DPRDnya dipanggil, dan para senior yang ada dipanggil.
Katanya, yang mesti dibicarakan kini adalah nasib mereka, bagaimana layanan pendidikan dan kesehatan bagi mereka yang ada di Wamena. Bagaimana tempat tinggalnya, fasilitas air bersihnya hingga mengenai makan dan minumnya.
“Saya sangat menghargai dan mengapresiasi Penjabat Bupati Nduga, saya tidak menyudutkan beliau, saya hanya mengingatkan kalau apa yang ia sampaikan menurut saya keliru. Mungkin apa yang disampaikan itu salah satu solusi, tapi jangan sampai keliru dan justru dapat menimbulkan masalah baru. Orang Nduga ini bukan baru satu atau dua tahun di Wamena. Sudah puluhan tahuntahun,” kata Emus Gwijangge.
Sebelumnya, penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge meminta warga Nduga di Wamena kembali ke kampung halamannya.
Sebab, dalam beberapa kali bentrok antarwarga di Wamena, warga Nduga juga selalu menjadi korban.
Pemkab Nduga akan menyiapkan anggaran dan transportasi, apabila warganya ingin kembali ke daerah asal.
“Ini sudah berapa kali kejadian di Kota Wamena [Kabupaten Jawijaya] membuat orang Nduga banyak yang korban, sehingga saya meminta kepada masyarakat Nduga yang ada di sini (Jayawijaya) untuk semua kembali ke Kenyam, semua kembali ke Nduga,” kata Namia Gwijangge belum lama.
“Ya kalau mereka mau kembali ke kenyam, uang APBD saya siapkan. Pesawat saya siapkan, untuk semua [kembali] ke Nduga. Kalau tinggal di Wamena terus tidak ada pekerjaan begitu, sehingga ada masalah ikut terlibat. Ada masalah sedikit orang Nduga yang duluan yang maju, lalu jadi korban banyak,” ucapnya lagi.
Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge mengatakan warga Nduga tidak perlu khawatir mengenai keamanan di daerah mereka sendiri. Sebab hingga kini masih banyak warga yang tinggal di kampung-kampung di Nduga.
Katanya, apabila warga Nduga yang berada di Jayawijaya tidak mau kembali ke daerah asal, Pemkab Nduga tidak lagi memberikan kompensasi atau bantuan saat ada di antara mereka terlibat konflik dan menjadi korban.
Sebab, beberapa waktu lalu telah ada kesepakatan apabila ada warga Nduga di Jayawijaya terlibat konflik mesti diselesaikan lewat proses hukum. (Redaksi/Arjuna)