Metro Merauke – Legislator Papua, Alfred Fredy Anouw menyatakan masalah kemanusiaan tak lagi berarti di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Sekretaris Fraksi Bangun Papua di DPR Papua itu mengatakan, konflik bersenjata antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata di sana yang menyatakan sebagai pejuang kemerdekaan Papua, sejak akhir 2019 silam hingga kini, menyebabkan jatuhnya korban dari warga sipil.
“Masalah kemanusiaan, tidak ada arti lagi di Intan Jaya, karena mementingkan ekonomis, dan kekuasaan. Negara hingga saat ini tutup mata atas kasus korban warga sipil di sana,” kata Alfred Fredy Anouw melalui panggilan teleponnya, Minggu (7/3/2021).
Menurutnya, Fraksi Bangun Papua di DPR Papua minta, agar warga sipil yang menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan aparat keamanan, sebaiknya tidak dimakamkam.
“Baik itu yang menjadi korban adalah para hamba Tuhan, orang mono (tuli), anak sekolah dan warga sipil lain, jangan di makamkan. Susun saja di depan Koramil atau di lapangan umum,” ujarnya.
Katanya, dengan begitu diharapkan para pengambil kebijakan di negara ini, dan dunia internasional membuka mata atas masalah kemanusiaan di Tanah Papua, khusus di Intan Jaya.
“Demi kemanusiaan, perlu penegasan hukum di mata nasional dan internasional di tanah Migani, Kabupaten Intan Jaya,” ucapnya.
Politikus Partai Garuda itu juga meminta media nasional di Jakarta, tidak membuat pemberitaan yang dianggap hanya sepihak, atau hanya berasal dari satu sumber tanpa memastikan kebenarannya.
“Misalnya pemberitaan salah satu media nasional beberapa hari lalu, yang menyebut anggota TPN/OPM ditembak mati di Intan Jaya. Padahal kami dan warga anak Intan Jaya tahu persis, warga yang ditembak itu adalah siswa kelas dua SMP 1 Sugapa, di Kampung Yokatapa. Kami berharap media di Jakarta tidak menyebarkan berita yang tidak jelas kebenaranya. Tanpa bukti dan sumber yang jelas,” katanya. (Arjuna)